Jumat, 21 September 2012

OTONOMI DESA DAN LOKALOGI




OTONOMI DESA DAN LOKALOGI
(Hadi Nugroho, Sekretaris BLH Kab. Subang)

Tujuan Otonomi Desa :
1)   Untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,  pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
2)   Untuk meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lokalogi
Lokalogi adalah upaya belajar (atau Jimoto-gaku, dalam bahasa Jepang) dan upaya memperdalami pengetahuan tentang komunitas lokal oleh masyarakat setempat. Pengetahuan tentang komunitas tidak hanya didasarkan pada angka-angka statistik atau informasi yang resmi dari pemerintah. Data dan informasi resmi menyampaikan hanya sebagiannya saja tentang apa adanya di desa atau komunitas setempat.

Lokalogi pada prinsipnya didasarkan pada hal-hal yang khas atau apa adanya yang mempunyai arti :
1)      Dalam Bahasa Jepang, “Jimoto” adalah kampung halaman dan “gaku” adalah ilmu atau belajar. Maka ada dua arti Jimoto-gaku: ilmu pengetahuan tentang kampung halaman, dan pelajaran dari kampung halaman.
2)      Dimiliki oleh daerah atau komunitas setempat, misalnya (a) pengalaman, (b) tradisi, (c) pemandangan yang indah, (d) makanan yang enak, (e) sejarah rakyat, (f) kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.

Tujuan Lokalogi
1)      Memberikan perhatian kepada sumber-sumber daya lokal yang belum begitu diperhatikan.
2)      Upaya mencari, mempelajari dan memahami hal-hal yang bersifat lokal atau khas daerah oleh masyarakat setempat bersama-sama dengan orang luar yang tertarik pada daerah atau komunitas tersebut.
3)      Untuk menuju gerakan praktis dan nyata, tidak berhenti hanya tingkat pengetahuan. Tidak cukup hanya menjadi pakar tentang daerah.
4)      Upaya untuk penciptaan kehidupan atau kebudayaan lokal sehari-hari melalui “tanya-jawab sendiri” oleh masyarakat setempat, sambil menerima perubahan dari luar dan mempertemukan perubahan tersebut dengan jati diri desa itu sendiri.
5)      Menciptakan masyarakat terbebas dari kesulitan dirinya, betah dan bangga atas jati diri desa menjadi daya tarik luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar